DOSEN PSIKOLOGI UNTAG SURABAYA TURUT AMBIL BAGIAN DALAM LAYANAN PSIKOLOGI SEJIWA

Senin, 07 Maret 2022 - 09:47:01 WIB / Dibaca: 280 kali


Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai mengakibatkan banyak masyarakat Indonesia mengalami kecemasan, kebimbangan, dan berbagai permasalahan lainnya. Tak sedikit orang sampai mengalami masalah kesehatan mental yang berkepanjangan dan pada akhirnya membutuhkan penanganan profesional.

Untuk menjawab kekhawatiran masyarakat, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) membuka layanan psikologi yang diluncurkan oleh Kantor Staf Presiden RI (KSP) dan diberi nama SEJIWA (Sehat Jiwa) dengan menggandeng Kementerian Kesehatan, Telkom, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Dr. Andik Matulessy, MSi, Psikolog - Ketua Program S2 Psikologi Profesi Untag Surabaya yang juga Sekretaris Jenderal HIMPSI saat diwawancarai oleh CNN Jakarta pada Selasa (22/2) melalui virtual memaparkan proses menjadi konselor dan psikolog. “Sejak diluncurkan 29 April 2020 kami sudah melakukan pelatihan dan ada 875 relawan yang ikut serta dalam proses ini terutama menjadi konselor dan psikolog,” ujar Andik.

Menurut Andik persiapan yang dilakukan yakni membentuk gugus tugas layanan psikologi Covid-19 yang telah tersebar di 34 wilayah di propinsi yang tersebar di seluruh Indonesia, membuat pedoman dasar bantuan layanan psikologi awal, bagaimana protokol dalam melaksanakan bantuan psikologis awal, dan yang paling berat adalah melakukan pelatihan karena pelatihan ini membutuhkan relawan yang tidak di gaji, harus siap disetiap waktu dan harus tetap memberikan kualitas layanan yang sempurna dan berkualitas. “Layanan SEJIWA ini menjangkau 29 Provinsi, namun yang banyak dari Jawa Barat, Jakarta, dan Jawa tengah. Untuk relawannya 83% lebih condong ke wanita, 16,7% pria. Yang menarik lagi clientnya juga 60% lebih adalah wanita, sementara pria hanya sedikit,” paparnya.

Beberapa Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di India, Tiongkok, Russia, Jepang, dan Mesir juga meminta HIMPSI untuk memberikan pelatihan terkait layanan ini guna diimplementasikan kepada relawan dan juga rekan mahasiswa lain. “Sekarang kami juga bekerjasama dengan ikatan konselor di tingkat Universitas,” papar Andik.

Hadirnya Layanan Psikologi SEJIWA merupakan hal yang sangat penting karena dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan edukasi, konsultasi dan pendampingan. Layanan SEJIWA ini menerapkan tele Psychological First Aid (PFA) yang menjadi alternatif penanganan awal untuk mencegah dampak negatif yang lebih parah bagi masyarakat Indonesia dan dapat diakses melalui telepon 119 ext. 8 mulai pukul 09.00-21.00, namun masing-masing hanya diberi waktu 30 menit. “Psikolog yang disediakan oleh HIMPSI menggunakan sistem shift dan setiap shiftnya 3 jam. Kalau lebih dari 30 menit takutnya banyak yang tidak tertangani,” jelas Andik.

Sementara itu, Dr. Rr. Amanda Pasca Rini, M.Si., Psikolog – Dekan Fakultas Psikologi Untag Surabaya yang juga sebagai koordinator wilayah timur ini turut hadir dan membagikan pengalamannya selama menjadi relawan SEJIWA. “Saat bertugas, banyak yang telepon dari berbagai kota termasuk Jambi dan Jakarta. Biasanya mereka konseling terkait dampak covid seperti phk, ada juga mengenai KDRT,” sambung Amanda.

Amanda mengaku HIMPSI memiliki cara tersendiri untuk menyiasati waktu 30 menit tersebut. “Ketika mereka sudah mulai bisa mendengar dan memahami, kami assess secara singkat apa yang mereka butuhkan, maka kami akan menghubungkan dengan pihak yang sesuai dengan permasalahan mereka. Kalau hanya membutuhkan cara untuk mengontrol emosi, saat itu juga kami akan berikan latihan singkat mengenai stabilisasi emosi,” terang Amanda.

Amanda juga ingin di kondisi saat ini mereka harus tetap terhubung dan tetap berdaya. Masyarakat yang sudah mengikuti konseling dan mendapat pelatihan kiranya dapat mengimplementasikan kepada sekitarnya. “Artinya masyarakat Indonesia dalam kondisi ini pelan pelan harus sehat mental,” jelasnya.

Wawancara ini ditutup oleh pemaparan dari Anrilia Ema Mustikawati Ningdyah, S.Psi., M.Ed., Ph.D., Psikolog – Dosen Psikologi Untag Surabaya yang menjabat sebagai Ketua Hubungan Nasional dan Internasional HIMPSI. Output dari layanan ini ada 3. “1) look, memastikan kondisi client itu aman secara psikologis berdasarkan keluhannya, 2) listen, memberikan dukungan moril atau support dengan aktivitas mendengarkan secara aktif dan juga memberikan kenyamanan, jadi relawan kita sebenarnya sudah dibekali berbagai teknik terkait stabilisasi emosi dan relaksasi, 3) link, menghubungkan sesuai kebutuhan client,” pungkasnya.

Ia juga menyinggung berdasarkan data dari periode tahun 2020 bahwa 70% kasus sudah bisa diselesaikan dan tidak perlu dirujuk, 30%nya baru dilakukan rujukan. “Karena persoalannya lebih berat atau tidak bisa diselesaikan dengan pemberian dukungan psikologis awal,” tutupnya. (oy/rz/kr)

Sumber : Humas Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, https://untag-sby.ac.id/